Wakil Ketua MPR RI (2004-2009)
Wakil Ketua MPR periode 2004-2009 yang bernama lengkap Andi
Mapetahang Fatwa ini lahir di Bone, Sulawesi Selatan/12 Februari 1939. Salah
seorang deklarator Partai Amanat Nasional dan Mantan Wakil Ketua DPR RI Periode
1999-2004, ini pada Pemilu 2009 menjadi calon DPD dari DKI Jakarta. Ia seorang
tokoh pejuang muslim.
Tokoh
muslim ini beberapa kali menjadi tahanan politik sejak Orde Lama dan Orde Baru, terakhir hukuman penjara 18 tahun (dijalani secara fisik 9
tahun, selanjutnya tahanan luar, yang kemudian amnesti/rehabilitasi dari
Presiden Habibie, 1998). Ia menjalani hidup di bui secara fisik sebagai
tahanan politik kurang lebih 12 tahun.
Dia
adalah alumni Sarjana Muda (BA), IAIN Jakarta, 1963, Sarjana Muda (BA)
Publisistik, Universitas Ibnu Khaldun, Jakarta, 1964 dan S1 Fakultas
Ketatanegaraan dan Ketataniagaan Universitas 17 Agustus (Untag),
Surabaya/Jakarta 1970.
Memulai
karir sebagai Imam Tentara, Wakil Kepala Dinas Rohani Islam KKO-AL (Marinir)
Komando Wilayah Timur di Surabaya, 1967-1970. Kemudian Kepala Sub Direktorat
Pembinaan Masyarakat Direktorat Politik Pemda DKI Jakarta/Staf Khusus untuk
masalah-masalah agama dan politik Gubernur Ali Sadikin, 1970-1979. Lalu menjabat Staf Khusus Menteri Agama Tarmizi
Taher, 1996-1998.
Setelah
ikut mendeklarasikan PAN dan menjabat Wakil Ketua, dia pun terpilih menjadi
anggota DPR dan menjadi Wakil Ketua DPR RI Periode 1999-2004. Pemilu 2004, ia
juga terpilih sebagai anggota DPR dari PAN dan menjadi Wakil Ketua MPR RI
Periode 2004-2009.
Darah
Militer dan Politisi
Dalam
diri Andi Mappetahang Fatwa, yang akrab dipanggil AM Fatwa, mengalir dua denyut darah yang sulit untuk dipisahkan,
yakni militer dan politisi. Sebelum terkenal karena menjadi tokoh politik dan
perlawanan terhadap rezim Orde Lama dan Orde Baru sehingga mendekam dalam penjara sekitar 12 tahun, Fatwa
adalah seorang militer.
"Karena
itu jiwa `Jalesveva Jayamahe` (semboyan angkatan laut yang artinya justru di
laut kita jaya, red) masih melekat dalam diri saya sampai sekarang," kata
Wakil Ketua MPR itu pada acara sosialisasi putusan MPR RI tentang perubahan UUD
1945 kepada taruna Akademi TNI dan Akpol di kampus AAL, Surabaya, Minggu,
sebagaimana dirilis situs Dephan (dephan.go.id).
Fatwa
masuk ke angkatan laut lewat jalur ikatan dinas Korps PT. PAL di Surabaya
antara tahun 1960-1963, namun kemudian mengundurkan diri. Tahun 1966, jiwa
militernya kembali terpanggil dengan masuk KKO (Korps Komando), sekarang
dikenal sebagai Marinir, lewat pendidikan Sekolah Dasar Perwira KKO-AL.
Semboyannya pun ganti menjadi `Jalesu Bumiyamca Jayamahe` (semboyan Marinir
yang artinya justru di laut dan darat kita jaya).
Namun,
keinginan kuat dirinya untuk menjadi perwira militer akhirnya kalah oleh bakat
politiknya. "Tuhan menentukan lain karena bakat politisi agak sulit
dihilangkan, sementara Trisila (hirarki ketat) di TNI AL tidak bisa kompromi.
Akhirnya saya harus memilih, dengan segala risiko, termasuk dipenjara,"
ujar AM Fatwa.
Tapi,
katanya, kalau saya terus berkarier di militer, paling tinggi hanya melati tiga
dan untuk menjadi pejabat negara tidak mudah kalau masih di militer.
Gemar
Berorganisasi
Suami
dari Nunung Nurdjanah dan ayah dari lima orang anak (M.Averus, Dian ISlamiati,
Ikrar Fatahillah, Diah Sakinah dan Rijalulhaq), ini mempunyai pengalaman yang
cukup banyak dalam berorganisasi. Mulai organisasi Pelajar Islam Indonesia
(PII), sejak 1957, dari tingkat Cabang, dan Pengurus Besar, Kini Dewan
Penasehat Perhimpunan Keluarga Besar PII.
Kemudian
aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sejak 1960, dari Komisariat, Cabang,
dan Pengurus Besar. Kini Dewan Penasihat Majelis Nasional Korps Alumni HMI
(KAHMI).
Di
Muhammadiyah, ia sudah aktif sejak 1959, mulai dari Ranting, Cabang, dan
Pimpinan Pusat. Kini Wakil Ketua Lembaga Hikmah Pimpinan Pusat.
Juga
aktif di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), sejak 1993, mulai dari Penasihat Orsat, Orwil, hingga
kini sebagai Dewan Pakar Pengurus.
Kemudian
terlibat dalam Front Nasional Pembebasan Irian Barat di Sumbawa, 1958-1959,
selanjutnya aktif di Front Nasional Pusat, 1963-1964. Juga di Badan Kerjasama
Pemuda Militer (BKSPM) di Sumbawa dan Pusat, 1958-1961; Badan Kerjasama Ulama
Militer (BKS-UM) Jakarta Raya; Front Pemuda Pusat, 1961-1962.
Selain
itu, juga aktif sebagai Ketua Senat Corps Pelajar Calon Perwira ALRI (Corps PT
PAL), se-Indonesia, 1962-1963; Sekretaris Perserikatan Organisasi-Organisasi
Pemuda Islam seluruh Indonesia (PORPISI), Organisasi Konfederasi Tingkat Pusat,
1963-1964.
Ia
juga ikut sebagai salah satu penandatangan deklarasi berdirinya Sekretariat
Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), 20 Oktober 1964.
Ia
kemudian menjabat Sekretaris Umum Badan Amal Muslimin, Organisasi konfederasi
Ormas-ormas Islam tingkat pusat, 1976-1977. Badan Amal Muslimin adalah mediator
dan fasilitator berdirinya Partai Muslimin Indonesia (Parmusi).
Pernah
menjabat Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, juga anggota
Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Pusat 1975-1979. Kemudian menjadi salah seorang
tokoh penandatangan Petisi 50, 1980. Sekretaris Kelompok Kerja Petisi 50,
1980-1996.
Lalu
sebagai Dewan Penasihat Alumni IAIN/UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Sekjen
MTQ Nasional V/1972 di Jakarta, kemudian menjadi Ketua Umum Provinsi DKI
1973-1979, selanjutnya mempersiapkan konsep pelembagaan MTQ Nasional hingga
terbit SK Bersama Menag dan Mendagri tentang pembentukan LPTQ Nasional.
Menjabat
Ketua Umum Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI 1976-1979; Ketua II Korps
Muballigh Indonesia, pimpinan Sjafruddin Prawiranegara, 1983-1984; Ketua Korps
Muballigh Muhammadiyah DKI, 1977-1999.
Juga
aktif sebagai Dewan Penasihat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Pusat;
Dewan Penasihat Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone (KKMB) Pusat.
Ia
pun mendirikan dan memimpin beberapa Yayasan Pendidikan dan Sosial, antara lain
Yayasan Putra Fatahillah dan Yayasan Pondok Karya Pembangunan sebagai proyek
monumental dari Pemda DKI.
Publikasi
AM Fatwa telah mempublikasikan beberapa karya tulis, antara lain: Dulu Demi Revolusi, Kini Demi Pembangunan (Eksepsi di Pengadilan), YLBHI, Jakarta, Cetakan I, 1985; Demi Sebuah Rezim, Demokrasi dan Keyakinan Beragama Diadili, Gramedia, Jakarta, 2000; Saya Menghayati dan Mengamalkan Pancasila Justru Saya Seorang Muslim, Skripsi Pembebasan, Bina Ilmu, Surabaya, 1994.
AM Fatwa telah mempublikasikan beberapa karya tulis, antara lain: Dulu Demi Revolusi, Kini Demi Pembangunan (Eksepsi di Pengadilan), YLBHI, Jakarta, Cetakan I, 1985; Demi Sebuah Rezim, Demokrasi dan Keyakinan Beragama Diadili, Gramedia, Jakarta, 2000; Saya Menghayati dan Mengamalkan Pancasila Justru Saya Seorang Muslim, Skripsi Pembebasan, Bina Ilmu, Surabaya, 1994.
Juga,
Islam dan Negara, Bina Ilmu, Surabaya, 1995; Menggugat dari Balik Penjara,
Surat-surat Politik AM Fatwa, Prima Netcom Inaya, Bandung, 1999; Dari Mimbar ke
Penjara, Mizan, Bandung, 1999; Satu Islam Multipartai, Mizan, Bandung, 2000;
Demokrasi Teistis, Gramedia, Jakarta, 2001; Otonomi Daerah dan Demokratisasi
Bangsa, Yasrif Waatampone, Jakarta, 2003.
PAN
Mengangkat Harkat dan Martabat Bangsa, Intrans, Jakarta, 2003; Kampanye Partai
Politik di Kampus, Gramedia, Jakarta, 2003; Dari Cipinang ke Senayan, Catatan
Gerakan Reformasi dan Aktivitas Legislatif hingga ST MPR 2002, Intrans,
Jakarta, 2003; Catatan dari Senayan, Memori Akhir Tugas di Legislatif 1999-2004,
Intrans, Jakarta, 2004; Melanjutkan Reformasi Membangun Demokrasi, Jejak
Langkah Parlemen Indonesia periode 1999-2004, Rajawali Pers, Jakarta, 2004.
Problem
Kemiskinan, Zakat sebagai Solusi Alternatif (AM. Fatwa, Djamal Doa, Arief
Mufti), Belantika Mizan, Jakarta, 2004.
PAN
Menyongsong Era Baru Keharusan Reorientasi, Republika, Jakarta 2005; dan
Pengadilan Ham Ad Hoc Tanjung Priok; Pengungkapan Kebenaran untuk Rekonsiliasi
Nasional, Dharmapena, Jakarta 2004.
Pengalaman
Luar Negeri
AM
Fatwa mempunyai pengalaman luar negeri. Antara lain, Official Qori Indonesia ke
MTQ Internasional di Kuala Lumpur, 1972. Melawat ke Afrika Selatan, 1996,
dengan mengunjungi kota Cape Town dan Pretoria. Melawat ke Australia, 1997,
dengan mengunjungi lembaga pendidikan Islam di Canberra, Sidney, dan Melbourne.
Melawat ke Inggris, 1998, untuk menghadiri seminar Islam bersama Menteri Agama
RI di London.
Kemudian
dalam kesempatan berobat di Rumah Sakit Militer Nan Fang Guang Zhou menjadi
tamu kehormatan Pameran Industri dan Perdagangan Cina dan Asia Pasifik,
diteruskan dengan kunjungan kehormatan kepada Parlemen Cina dan Partai Komunis
Cina, April 2000.
Ketua
Delegasi Kunjungan Muhibah DPR-RI ke Polandia, September 2000, memenuhi
undangan Ketua Parlemen Polandia. Delegasi kemudian melanjutkan lawatan ke
Perancis, Tahta Suci Roma (Italia), dan Amsterdam.
Mewakili
PAN meninjau Kongres UMNO di Kuala Lumpur. Ketua Delegasi Kunjungan Muhibah
DPR-RI ke Republik Cuba, Februari 2001. Sebelumnya Delegasi melakukan Kunjungan
Kehormatan kepada Ketua Parlemen Jepang di Tokyo. Dari Cuba Delegasi melakukan
pertemuan dengan Majelis Syuro Kerajaan Arab Saudi.
Melakukan
upaya diplomasi dengan menemui Presiden Arroyo dan beberapa pejabat tinggi
Filipina untuk membebaskan tiga WNI (Agus Dwikarna, Tamsil Linrung, dan A.
Jamal Balfas) yang ditahan Pemerintah Filipina, April 2002.
Wakil
Ketua Delegasi dalam Sidang Umum AIPO (Asean Inter Parlementary Organization)
ke-23 di Hanoi (Vietnam), September 2002. Ketua Delegasi APPF (Asia Pasific
Parlementary Forum) ke-11 di Malaysia, Januari 2003. Ketua Delegasi Kunjungan
Muhibah DPR-RI ke Republik Rakyat Cina, April 2003, dilanjutkan dengan lawatan
ke Korea Selatan.
Ketua
Delegasi Kunjungan Muhibah DPR-RI ke Malaysia, dilanjutkan dengan Kunjungan
Kehormatan kepada Ketua Parlemen Singapura, Februari 2004. Ketua Delegasi
Kunjungan Muhibah DPR-RI ke Sudan. Sebelumnya meninjau kota Abu Dhabi dan
mengadakan pertemuan dengan masyarakat Indonesia, 2-5 Agustus 2004. Sebagai
pemimpin para pejabat RI dalam pertemuan dengan Menteri Tenaga Kerja Arab Saudi
di Arab Saudi, 8 Agustus 2004. Wakil Ketua Delegasi AIPO di Pnom Phen, Kamboja,
12-17 September 2004.
Penghargaan
Atas berbagai aktivitas dan pengabdiannya, AM Fatwa telah menerima beberapa penghargaan, antara lain: Menerima "Award sebagai Pegawai Negeri dan Politisi Berpendirian" dari KNPI, 1999; "Profil Top Indonesia 2002" dari Pusat Profil dan Biografi Indonesia, Mei 2002; "Top Executive Award 2002" dari Yayasan Prestasi Indonesia, 10 Mei 2002.
Atas berbagai aktivitas dan pengabdiannya, AM Fatwa telah menerima beberapa penghargaan, antara lain: Menerima "Award sebagai Pegawai Negeri dan Politisi Berpendirian" dari KNPI, 1999; "Profil Top Indonesia 2002" dari Pusat Profil dan Biografi Indonesia, Mei 2002; "Top Executive Award 2002" dari Yayasan Prestasi Indonesia, 10 Mei 2002.
"Citra
Manajemen Award 2002" dari Media Executive Penunjang Karier dan Profesi,
Juni 2002; "Man of the Year 2002" dari Yayasan Penghargaan Indonesia,
September 2002; "Well Performed Men and Women of ther Year 2003
Award" dari Indonesia Lestari Foundation, September 2003.
Juga
menerima Penganugerahan Gelar Marga "Ginting" di Brastagi, Sumatera
Utara, 1 Maret 1999; Dianugerhi Gelar Marga "Harahap" dengan
panggilan "Mangaraja Ompu Sarudak Hatorangan" dan sebutan untuk istri
"Namora Ikutan Boru Regar", di Padang Sidempuan, 24 Agustus 2001; Menerima
Piagam Adat dari Sai Batin Raja Adat Keratuan Paksi Pak Skala Brak (Kerajaan
tertua di Lampung) dengan gelar "Tumenggung Alip Jaya", 7 September
2003.
Menerima
Lencana Kehormatan Radyolaaksono dari Pakubuwono XII dan pemberian nama
"Notohadinagoro", 19 Juli 2003, dan diwisuda sebagai Kanjeng Pangeran
di Kraton Surakarta Hadiningrat, 28 September 2003; Penghargaan dari Museum
Rekor Indonesia (MURI) sebagai penyusun Pledoi Terpanjang di Pengadilan
(Setebal 1118 pada tahun 1984) dan sebagai anggota parlemen yang paling banyak
menulis buku, 2004.
Terakhir,
14 Agustus 2008, AM Fatwa dianugerahi Bintang Mahaputra, bersama mantan
Panglima TNI Marsekal Purn Djoko Suyanto dan mantan Menag Prof KH Tolchah Hasan. e-ti
© ENSIKONESIA - ENSIKLOPEDI TOKOH
INDONESIA
Drs. H AM
Fatwa
Lahir: Bone, Sulawesi Selatan, 2
Februari 1939
Pekerjaan: Wakil Ketua MPR RI
(2004-2009)
Agama: Islam
Istri: Nunung Nurdjanah
Anak:
- M.Averus
- Dian ISlamiati
- Ikrar Fatahillah
- Diah Sakinah
- Rijalulhaq
Jabatan: Wakil Ketua MPR RI Periode
2004-2009
Pendidikan:
- Beberapa kursus dan Pelatihan Manajemen di LPPM, Jakarta, 1979/1980
- Latihan Militer di Sekolah Dasar Perwira Komando (Sedaspako) KKO-AL (Marinir), Surabaya, 1966.
- Kursus Staf dan Kepemimpinan Pegawai Pemda DKI Jakarta, 1975.
- S1 Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan Universitas 17 Agustus (Untag), Surabaya/Jakarta 1970.
- Sarjana Muda (BA) Publisistik, Universitas Ibnu Khaldun, Jakarta, 1964.
- Sarjana Muda (BA), IAIN Jakarta, 1963.
Karir:
- Wakil Ketua MPR RI Periode 2004-2009
- Wakil Ketua DPR RI Periode 1999-2004
- Staf Khusus Menteri Agama Tarmizi Taher, 1996-1998
- Kepala Sub Direktorat Pembinaan Masyarakat Direktorat Politik Pemda DKI Jakarta/Staf Khusus untuk masalah-masalah agama dan politik Gubernur Ali Sadikin, 1970-1979
- Imam Tentara, Wakil Kepala Dinas Rohani Islam KKO-AL (Marinir) Komando Wilayah Timur di Surabaya, 1967-1970
Pengalaman Organisasi:
- Ketua DPP PAN, 1998
- Deklarator Partai Amanat Nasional tingkat Pusat
- Mendirikan dan memimpin beberapa Yayasan Pendidikan dan Sosial, antara lain Yayasan Putra Fatahillah dan Yayasan Pondok Karya Pembangunan sebagai proyek monumental dari Pemda DKI
- Dewan Penasihat Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone (KKMB) Pusat.
- Dewan Penasihat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Pusat.
- Ketua Korps Muballigh Muhammadiyah DKI, 1977-1999.
- Ketua II Korps Muballigh Indonesia, pimpinan Sjafruddin Prawiranegara, 1983-1984.
- Ketua Umum Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI 1976-1979.
- Sekjen MTQ Nasional V/1972 di Jakarta, kemudian menjadi Ketua Umum Provinsi DKI 1973-1979, selanjutnya mempersiapkan konsep pelembagaan MTQ Nasional hingga terbit SK Bersama Menag dan Mendagri tentang pembentukan LPTQ Nasional
- Dewan Penasihat Alumni IAIN/UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
- Sekretaris Kelompok Kerja Petisi 50, 1980-1996.
- Penandatangan Petisi 50, 1980
- Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, juga anggota Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Pusat 1975-1979.
- Badan Amal Muslimin adalah mediator dan fasilitator berdirinya Partai Muslimin Indonesia (Parmusi).
- Sekretaris Umum Badan Amal Muslimin, Organisasi konfederasi Ormas-ormas Islam tingkat pusat, 1976-1977.
- Penandatangan deklarasi berdirinya Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), 20 Oktober 1964.
- Sekretaris Perserikatan Organisasi-Organisasi Pemuda Islam seluruh Indonesia (PORPISI), Organisasi Konfederasi Tingkat Pusat, 1963-1964.
- Ketua Senat Corps Pelajar Calon Perwira ALRI (Corps PT PAL), se-Indonesia, 1962-1963.
- Front Pemuda Pusat, 1961-1962.
- Badan Kerjasama Ulama Militer (BKS-UM) Jakarta Raya.
- Badan Kerjasama Pemuda Militer (BKSPM) di Sumbawa dan Pusat, 1958-1961.
- Front Nasional Pembebasan Irian Barat di Sumbawa, 1958-1959, selanjutnya aktif di Front Nasional Pusat, 1963-1964.
- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), sejak 1993, mulai dari Penasihat Orsat, Orwil, hingga kini sebagai Dewan Pakar Pengurus
- Muhammadiya, sejak 1959, mulai dari Ranting, Cabang, dan Pimpinan Pusat. Kini Wakil Ketua Lembaga Hikmah Pimpinan Pusat.
- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sejak 1960, dari Komisariat, Cabang, dan Pengurus Besar. Kini Dewan Penasihat Majelis Nasional Korps Alumni HMI (KAHMI).
- Pelajar Islam Indonesia (PII), sejak 1957, dari tingkat Cabang, dan Pengurus Besar, Kini Dewan Penasehat Perhimpunan Keluarga Besar PII.
Alamat:
Jl. Kramat Pulo Gundul No. K-15
Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat,
Telp. 021-4255591
Telp. 021-4255591
Alamat Rumah Dinas:
Jl. Denpasar Raya Blok C-III No.21,
Kuningan Jakarta Selatan
Telp. 021-5223092 Fax. 5207708
Telp. 021-5223092 Fax. 5207708
Pusat Data Tokoh Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
wilujeng ngawangkong