Anak-anak sekarang ini adalah pemimpin hari esok. Karena itu, harus dipersiapkan dan dilatih mengemban tanggung jawab dan melaksanakan tugas yang nantinya akan mereka lakukan.
Dan orang-orang yang berkata : "Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami dari isteri-isteri kami
dan keturunan kami kesenangan hati, dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa." ( QS. Al-Furqan : 74 )
anugerahkanlah kepada kami dari isteri-isteri kami
dan keturunan kami kesenangan hati, dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa." ( QS. Al-Furqan : 74 )
Hal itu bisa direalisasikan dalam diri anak melalui pembinaan rasa percaya diri, penghargaan jati dirinya, dan
diberikan kepada anak kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya dan apa yang terbetik dalam pikirannya, serta diberikan kepadanya dorongan agar mengerjakan urusannya sendiri, bahkan ditugasi dengan pekejaan rumah tangga yang sesuai untuknya. Misalnya, disuruh untuk membeli beberapa keperluan rumah dari warung terdekat; anak perempuan diberi tugas mencuci piring dan gelas atau mengasuh adik.
diberikan kepada anak kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya dan apa yang terbetik dalam pikirannya, serta diberikan kepadanya dorongan agar mengerjakan urusannya sendiri, bahkan ditugasi dengan pekejaan rumah tangga yang sesuai untuknya. Misalnya, disuruh untuk membeli beberapa keperluan rumah dari warung terdekat; anak perempuan diberi tugas mencuci piring dan gelas atau mengasuh adik.
Pemberian tugas kepada anak ini bertahap sedikit demi sedikit sehingga mereka terbiasa mengemban tanggung jawab dan melaksanakan tugas yang sesuai bagi mereka.Termasuk pemberian tanggung jawab kepada anak, ia harus menanggung resiko perbuatan yang dilakukannya. Maka diajarkan kepada anak bahwa ia bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukannya serta dituntut untuk memperbaiki apa yang telah dirusaknya dan meminta maaf atas kesalahannya.
Perhatikan kisah berikut yang menunjukkan rasa percaya diri: Diriwayatkan oleh Al Hafizh Ibnu Asakir, ketika Abdullah bin Az Zubair sedang bernain-main dengan anak-anak sebayanya, lewatlah khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu. Maka larilah semua anak karena takut kepada beliau, kecuali Abdullah bin Az Zubair yang masih tinggal di tempat. Lalu Umar menghampirinya dan bertanya kepadanya: "Kenapa kamu tidak lari bersama temantemanmu, nak?" Dengan berani dan tenang Abdullah menjawab: "Ya Amirul Mu'minin! Aku bukan seorang yang bersalah sehingga harus takut,dan jalan pun tidak sempit sehingga aku harus minggir.
Seorang anak jika terdidik untuk percaya diri akan mampu mengemban tanggung jawab yang besar. Sebagaimana putera-putera para sahabat, mereka berusaha sungguh-sungguh agar dapat ikut bersama para mujahidin Fisabilillah; sampai salah seorang di antara mereka ada yang menangis karena Rasulullah belum mengizinkannya ikut berperang bersama pasukan, tetapi karena simpati terhadapnya beliau pun mengizinkannya; dan akhimya ia termasuk salah satu syuhada dalam peperangan itu.
Rasulullah juga pernah mengangkat Usamah bin Zaid sebagai komandan pasukan yang di antara anggotanya
terdapat Abu Bakar dan Umar, sekalipun masih muda belia tetapi ia orang yang tepat untuk jabatan itu. Lalu, dimanakah anak-anak kita sekarang ini yang mampu menduduki puncak yang tinggi? (Syaikh YĆ«suf Muhammad al-Hasan, Pendidikan Anak dalam Islam)
terdapat Abu Bakar dan Umar, sekalipun masih muda belia tetapi ia orang yang tepat untuk jabatan itu. Lalu, dimanakah anak-anak kita sekarang ini yang mampu menduduki puncak yang tinggi? (Syaikh YĆ«suf Muhammad al-Hasan, Pendidikan Anak dalam Islam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
wilujeng ngawangkong