Malcolm X (lahir 19 Mei 1925 – meninggal 21
Februari 1965 pada umur 39 tahun) dilahirkan sebagai Malcolm Little adalah
tokoh Muslim dari kaum Afrika-Amerika yang berjuang menghapus segala macam
diskriminasi lebih-lebih yang menimpa kaum Afrika-Amerika yang sering
dikonotasikan dengan kaum negro yang terdiskriminasikan. Untuk pengagumnya, dia
adalah pendukung yang berani untuk hak-hak kaum Afrika-Amerika, seseorang yang
menuntut orang-orang Amerika kulit putih dengan kata-kata yang paling kasar
untuk dosanya kepada orang-orang Amerika berkulit hitam.
"Saya tahu masyarakat seringkali
membunuh orang-orang yang berusaha mengubah mereka menjadi lebih baik. Jika
saya mati dengan membawa cahaya bagi mereka dengan membawa kebenaran hakiki
yang akan menghancurkan kanker rasisme yang menggerogoti tubuh Amerika Serikat
(AS) semua itu terserah kepada Allah SWT. Sementara itu kesalahan atau
kekhilafan dalam upaya saya itu semata-mata adalah dari saya sendiri".
Demikianlah pesan terakhirnya dalam buku "Malcolm X", Sebuah
Otobiografi yang ditulis oleh Alex Harley.
Malcolm X lahir pada tanggal 19 Mei 1925 di
Omaha, Nebraska dengan nama asli Malcolm Little. ibunya bernama Louise Little
dan ayahnya bernama Pendeta Earl, seorang pendeta baptis dan anggota UNIA
(Universal Negro Improvement Association) yakni sebuah organisasi yang dirintis
oleh Marcos Aurelius Garvey untuk mewadahi perbaikan hidup bagi orang orang
negro.
Semasa kecilnya Malcolm dan keluarganya
sering menjadi sasaran penembakan, pembakaran rumah pelecehan dan ancaman
lantaran ayahnya adalah anggota UNIA yang militan, hingga semuanya memuncak
saat ayahnya dibunuh kelompok rasis kulit putih ketika Malcolm berusia enam
tahun.
Kehilangan ayahnya mengubah kehidupannya
sehingga menjadi anak yang liar. Sekolahnya terputus tatkala usianya mencapai
15 tahun. Selanjutnya jalanan dan germerlap dunia hitam yang membuatnya
terjerumus dalam berbagai kehidupan antargank pencurian mariyuana narkotika
minuman keras perjudian dan pelacuran baik selagi di kampungnya maupun setelah
pindah ke Harlem (wilayah terkenal bagi orang Negro) di New York
Pada usia 20 tahun dia diajukan ke pengadilan
atas kasus pencurian dan ditahan hingga berusia 27 tahun. Seperti layaknya
narapidana lainnya, banyak keonaran yang dia lakukan di penjara namun dia suka
menyendiri di balik kamar tahanannya.
Dia menemukan apa yang dinamakan pencerahan
diri mulai dari membaca menulis di dalam penjara Chalestown State. Kemudian
terjadi surat-menyurat antara Malcolm dan saudaranya Philbert serta diskusi
dengan saudara kandungnya Hilda yang sering mengunjunginya selama dipenjara
khususnya mengenai ajaran agama Islam tempat kedua saudaranya adalah pengikut
Nation of Islam (NoI). Berawal dari sinilah dia mengenal NoI, masuk Islam dan
mengadakan kontak melalui surat-menyurat dengan Mr Elijah Muhammad, pimpinan
sekaligus tokoh yang dianggap sebagai utusan Allah oleh pengikut NoI. Berkat
Elijah-lah ia memahami ketertindasan dan ketidakadilan yang menimpa ras hitam
sepanjang sejarah. Sejak itulah Malcolm X menjadi seorang napi yang kutu buku
mulai dari menekuni sastra, agama, bahasa, dan filsafat.
Pada hari pembebasannya Malcolm langsung
pergi ke Detroit untuk bergabung dengan kegiatan NoI. Dengan bergabungnya
Malcolm, NoI berkembang menjadi organisasi yang berskala nasional. Malcolm
sendiri menjadi figur yang terkenal di dunia, mulai dari wawancara di televisi,
majalah, dan pembicara di berbagai universitas dan serta forum lainnya.
Kepopulerannya terbit berkat kata-katanya yang tegas dan kritis seputar
kesulitan yang dialami kaum negro, diskriminasi, dan sikap kekerasan yang
ditunjukkan kaum kulit putih terhadap kaummnya.
Namun sayangnya, NoI juga memberikan
pandangan-pandangan yang bersikap rasis sehingga ia menolak bantuan apapun dari
kalangan kulit putih yang benar-benar mendukung perjuangan antidiskriminasi.
Bahkan selama 12 tahun Malcolm mendakwahkan bahwa orang kulit putih adalah
iblis dan yang terhormat adalah Elijah Muhammad adalah utusan Allah.
Pandangan tersebut tentu saja bertentangan
dengan ajaran Islam sendiri yang tidak membedakan kehormatan dan kehinaan
seseorang berdasarkan ras serta tidak ada nabi sesudah Nabi Muhammad SAW.
Pandangan rasis dari NoI membuat Malcolm
kemudian menyadari bahwa hal tersebut sebagai sebuah ajaran yang tidak rahmatan
lil alamin. Karena hal itu Ia pun keluar dari NoI dan berniat mendirikan
organisasi sendiri, selain masalah internal NoI.
Bahkan Malcolm mengatakan, dirinya sering
menerima teguran bahwa tuduhan white
indicting yang dia lontarkan tidak memiliki dasar dalam perspektif Islam.
Di antaranya yang memberikan teguran adalah justru dari kalangan Muslim Timur
tengah atau Muslim Afrika Utara. Meski demikian mereka menganggap dia
benar-benar memeluk Islam dan mengatakan jika dia berkesempatan mengenal Islam
sejati pasti akan memahami ajarannya dan memegang teguh ajarannya.
Setelah melakukan perjalanan ibadah haji dia
mendapatkan gambaran yang berbeda dari pandangannya selama ini, apalagi setelah
melihat jamaah haji yang berkumpul dari belahan bumi, dari berbagai ras, bangsa
dan warna kulit yang semua memuji Tuhan yang satu dan tidak saling membedakan
Beliau berkata, "Pengalaman haji yang
saya alami dan lihat sendiri benar benar memaksa saya mengubah banyak pola
pikir saya sebelumnya dan membuang sebagian pemikiran saya. Hal itu tidaklah
sulit bagi saya." Kata-kata ini sebagai bukti bahwa dirinya mengubah
pandangan dari memperjuangkan hak sipil orang negro ke gagasan
internasionalisme dan humanisme Islam. Malcolm X pun berganti nama menjadi Haji
Malik kemudian berkata:
"Perjalanan haji telah membuka cakrawala
berpikir saya dengan menganugerahkan cara pandang baru selama dua pekan di
Tanah Suci. Saya melihat hal yang tidak pernah saya lihat selama 39 tahun hidup
di Amerika Serikat. Saya melihat semua ras dan warna kulit bersaudara dan
beribadah kepada satu Tuhan tanpa menyekutukannya. Benar pada masa lalu saya
bersikap benci pada semua orang kulit putih namun saya tidak merasa bersalah
dengan sikap itu lagi karena sekarang saya tahu bahwa ada orang kulit putih
yang ikhlas dan mau bersaudara dengan orang negro. Kebenaran Islam telah
menunjukkan kepada saya bahwa kebencian membabi buta kepada semua orang putih
adalah sikap yang salah seperti halnya jika sikap yang sama dilakukan orang
kulit putih terhadap orang negro".
Malcolm X akhirnya mendirikan Organization of
Afro-American Unity pada 28 Juni 1964. Pada 21 Februari 1965, pada saat akan
memberi ceramah di sebuah hotel di New York, Malcolm X tewas diujung peluru
tiga orang Afrika-Amerika yang ironisnya dia perjuangkan nilai-nilai dan
hak-haknya serta tidak ada yang tahu siapa dan apa di balik kematiannya.
Kendati demikian, impian Malcolm X menyebarkan visi antirasisme dan nilai-nilai
Islam yang humanis, menggugah kalangan Afro-Amerika dan dunia.
Sumber
Malcolm X sebuah Otobiografi Alex Haley;
Risalah Gusti, Surabaya.
Majalah Hidaya, Intisari Islam edisi 39,
Oktober 2004
Wikipedia bahasa Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
wilujeng ngawangkong