Ir M Hatta Rajasa, seorang pengusaha dan CEO sukses yang
kemudian berkonsentrasi jadi politisi. Sebagai politisi, dia gemilang! Sejumlah
jabatan penting di partai, legislatif dan eksekutif diembannya. Di partai, dia
mencapai puncak sebagai Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (2010-2015). Dia
pun telah menjabat empat jabatan menteri (Menristek, Menhub, Mensesneg dan
Menko Perekonomian). Pria relijius penganut pluralisme dalam politik ini memang
berobsesi menjadi politisi negarawan yang mendahulukan kepentingan bangsa.
Diprediksi, dia akan tampil sebagai Capres atau Cawapres 2014.
Sebagai
orang partai politik (politisi) yang duduk dalam kabinet, pria berambut perak
kelahiran Palembang, 18 Desember 1953 ini, berupaya menjalankan peran secara
optimal, tanpa terjadinya kemungkinan loyalitas ganda dan abuse of power, baik
dalam posisinya secara bersamaan sebagai petinggi Partai Amanat Nasional (PAN)
dan pejabat tinggi negara (menteri). Dia pernah menjabat Sekjen, Wakil Ketua
Dewan Pertimbangan dan Ketua Umum DPP PAN, sekaligus pernah menjabat sebagai
pejabat tinggi negara, mulai dari Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)
Republik Indonesia Kabinet Gotong-Royong, Menteri Perhubungan dan Menteri
Sekretaris Negara Kabinet
Indonesia Bersatu I dan Menteri Koordinator Perekonomian Kabinet
Indonesia Bersatu II.
Bagi
Hatta, "power is not our ultimate goal." "Tujuan utama
kita adalah mewujudkan Indonesia baru yang demokratis, berkeadilan, terbuka,
dalam masyarakat majemuk yang saling menghormati," kata Hatta Rajasa
dalam percakapan dengan Wartawan TokohIndonesia.com, Ch.
Robin Simanullang, Rabu 4 Desember 2002. Pernyataan ini sekaligus
bermakna penegasan posisinya yang menjamin tidak akan terjadinya kemungkinan
loyalitas ganda dan abuse of power, kendati dia tetap memegang jabatan partai
saat bersamaan menjabat menteri. Dia menegaskan bukan karena keinginan diri
pribadinya berkuasa, tetapi sebagai kader PAN ingin mengabdikan diri kepada
bangsa.
Menurut
Hatta, untuk dapat mencapai tujuan itu perlu dibangun dua sasaran utama.
Pertama, empowering public, memberikan pemberdayaan kepada masyarakat di segala
aspek, apakah itu hukum, sosial, ekonomi dan yang lain. Dan untuk dapat
membangun itu, harus dimulai dengan adanya keberpihakan yang jelas akan kebijakan
yang mendukung publik. Kedua. Good Government and Clean Government yang hanya
dapat terbangun jika ada anggota-anggota parlemen yang selalu mengkritisi
pemerintahan, tetapi sekali lagi, bukan untuk maksud menjatuhkan.
Jika
diamati, ia tidak pernah bicara politik atau partai ketika berperan sebagai
menteri. Ia selalu menempatkan posisinya pada konteks dan waktu yang tepat.
Saat ia bekerja sebagai menteri, ia bicara mengenai bidang tugasnya sebagai
menteri. Dan jika ia ke daerah, terutama Sabtu-Minggu - waktu yang benar-benar
disediakannya untuk partai - ia bicara sebagai fungsionaris partai.
Prinsip
ini dibenarkan oleh para pegawai di Kementerian Ristek, Perhubungan,
Sekretariat Negara dan Menko Perekonomian. Bahwa sebagai menteri, ia tidak
pernah bicara soal partai kepada mereka. Apalagi untuk mempengaruhi dan
mengajak-ajak agar ikut mendukung partainya. "Apa yang saya kerjakan ini,
orang menilai, oh begitu orang PAN kalau sudah menteri," ujar mantan Ketua
Senat Mahasiswa Institut Teknologi Bandung ini.
Dia
memang tidak mau setengah hati terjun dalam dunia politik. Dia benar-benar
konsentrasi di satu bidang. "Karena itu sifat saya. Kalau saya berusaha
(bisnis), saya tidak mau bercampur dengan kegiatan lain. Begitu juga ketika
masuk partai politik, saya konsentrasi dan juga tidak mau mencampur-baurkannya
dengan usaha yang lain," kata mantan Sekjen DPP PAN ini dalam percakapan
dengan Wartawan TokohIndonesia.com, Rabu 4 Desember 2002. Memang, semua
perusahaannya dijual setelah masuk partai dan menjadi Anggota DPR (1999-2000)..
Profesional
dan konsentrasi penuh membuat kinerjanya menonjol. Ketika itu, walau masih
sebagai pendatang baru di Senayan, dia langsung menonjol dalam loby politik.
Sejak kecil, dia memang sudah terlatih bekerja keras, jujur, mandiri dan bekerjasama
tanpa pandang bulu.Dia memerankan posisinya sebagai Ketua Fraksi Reformasi DPR
(PAN dan Partai Keadilan) dengan amat baik. Sejak kecil, dia memang sudah
terlatih bekerja keras, jujur, mandiri dan bekerjasama tanpa pandang bulu. Dia
terbiasa bergaul dengan banyak orang yang berbeda latarbelakang. Maka, ketika
terjadi persaingan dalam mengisi jabatan Sekretaris Jenderal Partai Amanat
Nasional (DPP-PAN) yang dilepas Faisal Basri, Hatta mendapat dukungan dari
berbagai 'aliran' dalam internal PAN. Dia terpilih menjabat Sekjen DPP PAN
(2000-2005).
Perannya
yang menonjol sebagai Ketua Fraksi Amanat Reformasi (1999-2000), selain
berperan mengantarkannya jadi Sekjen PAN, bahkan juga mengantarnya menjabat
Menteri Riset dan Teknologi Kabinet
Gotong Royong, pada pemerintahan Presiden Megawati (2001-2004).
Kemudian, tatkala pucuk pimpinan pemerintahan beralih kepada duet Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla,
dia pun dipercaya Menteri Perhubungan Kabinet
Indonesia Bersatu I.
Banyak
orang tak menduga dia menjadi Menteri Perhubungan Kabinet Indonesia Bersatu.
Sama seperti saat dia dipercaya menjabat Menteri Riset dan Teknologi
(Menristek) Kabinet Gotong-Royong. Maklum, lulusan perminyakan Institut
Teknologi Bandung (ITB) ini, diprediksi banyak orang lebih pas menjabat Menteri
Enerji dan Sumber Daya Mineral. Namun, dengan kemampuan manajerial yang
dimilikinya, jabatan apa pun dapat diemban dengan baik. Terbukti, semasih
menjabat Menristek, ia antara lain berhasil mengangkat nama bangsa, manakala
terpilih menjadi Presiden Ke-46 Konfrensi IAEA (The International Atomic Energy
Agency).
Kemudian
ketika terjadi perombakan KIB, Hatta makin dipercaya memegang kendali tata
kelola organisasi pada pusat kekuasaan sebagai Menteri Sekretaris Negara
(Mensesneg) menggantikan Yusril
Ihza Mahendra. Dia pun dengan cepat mampu memegang kendali
Sekretariat Negara dengan amat baik. Berbeda partai dengan Presiden SBY,
tidak menjadi halangan dalam kedekatan hubungan. Bahkan, secara mengejutkan
dalam Pemilu Presiden 2009, dia dipercaya oleh SBY menjadi Ketua Tim Kampanye
Nasional Capres SBY - Cawapres Boediono.
Dia
terlihat amat diandalkan Presiden SBY
dalam melakukan loby tingkat tinggi. Dimana ada jalan susah dan buntu secara
politik, Hatta Rajasa
sanggup dengan elegan mencairkannya. Antara lain, di tengah suasana politik
yang memanas menjelang Pemilu presiden 8 Juni 2009, Hatta mampu menghidupkan
komunikasi politik yang lama buntu antara Megawati
Soekarnoputri (PDIP) dengan SBY (Partai Demokrat). Kendati kedua
tokoh dan partai ini tetap bersaing dalam Pilpres, tetapi sudah terjadi
kelenturan komunikasi politik.
Setelah
Pilpres 2009, usai, yang dimenangkan SBY-Boediono,
Hatta yang lulusan insinyur perminyakan ITB, pun dipercaya menjadi Menteri
Koordinator Perekonomian (2009-2014). Dia pun mengemban amanat ini dengan baik.
Ketika terjadi benturan antara DPR dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang
oleh DPR diduga terlibat dalam kasus Bank Century, sehingga Sri Mulyani ditolak
kehadirannya di DPR, Hatta mampu mencairkannya tanpa ada yang merasa
dipermalukan.
Dalam
posisinya sebagai Menko Perekonomian, Hatta justru dipercaya partainya melalui
Kongres III di Batam menjadi Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (2010-2015).
Dalam posisi Ketua Umum PAN merangkap Menko Perekonomian, dengan kepiawian
politiknya, diprediksi Hatta Rajasa
akan menjadi Calon Presiden, setidaknya Calon Wakil Presiden, pada Pemilu
Presiden 2014 nanti. Ch.
Robin Simanullang
ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA
Ir. M.
Hatta Rajasa
Lahir: Palembang, Sumatera Selatan,
18 Desember 1953
Pekerjaan: Menteri Koordinator
Ekonomi, 2009-2014
Agama: Islam
Isteri: Drg. Oktiniwati Ulfa Dariah
Rajasa
Anak:
- Reza
- Aliya
- Azimah
- Rasyid
Pendidikan: Insinyur Perminyakan
Institut Tehknologi Bandung (ITB)
Pengalaman Pekerjaan:
- 2009-2014 Menteri Koordinator Ekonomi
- 2004-2009 Menteri Perhubungan Kabinet Indonesia Bersatu
- 2001-2004 Menteri Riset dan Teknologi Kabinet Gotong Royong
- 2000-2005 Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (DPP-PAN)
- 1999-2000 Ketua Fraksi Partai Reformasi DPR.
- 1982-2000 Presiden Direktur Arthindo
- 1980-1983 Wakil Manager teknis PT. Meta Epsi Perusahaan pengeboran minyak
- 1977-1978 Teknisi Lapangan PT. Bina Patra Jaya
Kegiatan Internasional:
- September 2002, Presiden ke 46 konferensi IAEA di Vienna, Austria
- Juni 2002, Mengikuti lawantan dengan Presiden RI ke Italia, Inggris, Austria,
- Republik Czech dan Slovakia
- Mei 2002, Mengikuti pertemuan G-15 dalam bidang IPTEK, Caracas, Venezuela
- April 2002, Menghadiri Pertemuan tahunan Pemimpin Pemerintahan ke 5 dari Microsoft di Seattle, USA
- Maret 2002, Mengikuti Lawatan dengan President RI ke India, China, Korea Selatan dan Korea Utara
- November 2001, Menghadiri pertemuan ke 2 Forum Dialog dan kerjasama Asia Bidang Nuklir (FNCA), Tokyo
- September 2001, Mengikuti Pertemuan ke 6 Negara-negara ASEAN Bidang IPTEK di Brunei Darussalam
- September 2000, Anggota delegasi DPR dalam lawatan kerja ke Jerman
- September 2000, Ketua Delegasi "Pertemuan Partai Politik di Asia", di Philippina
- September 1997, Anggota Delegasi Indonesia dalam pertemuan APEC, Canada.
Alamat Rumah:
Perumahan Executive Golf Kav.26, JI.
RS. Fatmawati, Jakarta 12430
Alamat Kantor:
Jalan Medan Merdeka Barat No.8,
Jakarta Pusat
Pusat Data Tokoh Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
wilujeng ngawangkong