Selasa, 11 Oktober 2011

Prof. Syafiq Mughni : Inilah Alasan Sosok Penting A. Hasan di Persis

Ketua Bidang Kesejahteraan Masyarakat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. A. Syafiq Mughni, MA dalam seminarnya di Musyawarah Kerja Nasional Persis kedua di Pesantren Persis Bangil Jawatimur yang mengangkat sosok A. Hasan, menyatakan kekagumannya terhadap A. Hasan.
“A. Hasan memiliki sosok yang sangat penting di Persis, karena beliau idiolog Persis yang membentuk cara berpikir dan kemudian itu menjadi cara berpikir Persis. Tidak ada orang yang paling bisa menentukan cara idiologi di Persis sebanding dengan A. Hasan,” kata Syafiq yang juga lulusan Pesantren Persis Bangil pada jumat (07/10).
Oleh karena itu menurutnya kisah A. Hasan membawa amanah kepada Persis untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangannya untuk keagungan umat di massa yang akan datang.
 Syafiq melanjutkan bahwa mengapa A. Hasan idiolog besar dan paling menentukan perjuangan sejarah Persis, karena pengaruh A. Hasan sangat besar melampaui jumlah anggota Persis kala itu.
“Dulu antara tahun 30 dan 40an anggota Persis tidak sebanyak muhammadiyyah dan NU, tapi cara berpikir A. Hasan melampaui angota Persis kala itu. Pengajaran shalat menjadi rujukan kalangan intelek muslim juga bagi santri-santri muhammadiyyah. Demikian juga buku soal jawab A. Hasan itu melampaui. Misalkan kalau 3-4 juta itu jauh melampaui jumlah anggota Persis kala itu,” kata Syafiq.
Syafiq juga mengataan pada organisasi tajdid (pembaharu) seperti Muhammadiyyah, Al Irsyad, Persis dan lainya, tidaklah ada intelektual yang paling berpengaruh kecuali Persis berkat jasa A. Hasannya. Beliau diakui sebagai pemikir produktif dalam mengembangkan gagasaannya.
Selain itu ia juga sebagai ahli politik yang hebat dan bisa mewarnai idiologi bangsa. Dia bersungguh-sungguh untuk menjadikan negara Indonesia bersumber pada alquran dan sunnah, sebab saat itu muncul berbagai pemikiran yang akan menentukan masa depan negara Indonesia, salah satunya ada pemikiran yang ingin menjadikan negara Indonesia sebagai negara  sekluer dimana persoalan agama tidak boleh memberikan warna terhadap perjalanan negara.
“Ia tidak hanya intelek muslim , tapi juga sebagai pemikir politik pembangun sumber daya manusia untuk kemajuan negara ini. Keterlibatan beliau di partai Masyumi membuktikannya.  Ini sebagai bentuk tanggung jawab beliau kepada negara dan bagsa,” tuturnya.
Syafiq berharap Persis lebih fokus pada isu keagamaan yang mendesak. Kalau muhammadiyyah kornya sosial dan pemikiran agama mengikuti gerakan sosialnya, maka Persis lebih terdepan di dalam pemikiran keagamaan. Sehingga jika ini terbentuk maka antara Persis dan Muhammadiyyah akan menjadi penunjang satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

wilujeng ngawangkong