Sabtu, 03 September 2011

MUDIK MERUPAKAN MEDIA BERSILATURAHMI


Mudik merupakan salah satu ‘ritual’ saat menjelang ‘Idul fitri, berkunjung kepada sanak saudara di kampung.

Idul fitri tanpa mudik kalau kita analogikan seperti sayur tanpa garam, tiap tahun kita saksikan bagaimana orang-orang berbondong-bondong ke kampung halaman, hal tersebut sudah lumrah di Negara kita tercinta, maka tidak aneh jika hal tersebut menyedot perhatian media massa, baik media elektronik, media cetak, maupun media on line. Apalagi setiap memberitakan mudik ini, media massa banyak memberitakan mulai dari arus mudik, arus balik sampai pemberitaan tentang banyaknya kecelakaan, hingga tiap tahun tidak luput dari sejumlah korban yang luka-luka hingga yang meninggal dunia.
Banyak motif yang melatarbelakangi mengapa kaum muslimin melakukan perjalanan ke kampung halaman, di antaranya ada yang ingin bagi-bagi rezeki, pamer harta-kekayaan, setelah keberhasilan di perantauan atau sowan dan bersalam-salaman dengan orang-tua dan kerabat. Selintas kita perhatikan bagaimana lalu-lintas mudik, kita berpikir dan bergumam, mengapa harus mudik? Mengapa harus rela antri di loket-loket stasiun Kereta Api, hingga ada yang bermalam di Stasiun berhari-hari untuk menunggu mendapatkan tiket Kereta Api menuju kampung halamannya, dengan merogoh kocek yang tidak sedikit.
Namun kalau kita perhatikan pula, bagaimana ada sebagian kaum muslimin yang berniat mudiknya untuk bersilaturahmi (Silatur-rahim). Silaturahmi merupakan salah satu anjuran dalam agama Islam. Dalam hal ini Allah Swt berfirman: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (Q.S. An Nisaa’: 1). Bahkan Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahim.(H.R. Bukhari-Muslim).
Maka disini ada kebaikan dalam mudik ini, ada proses merealisasikan ajaran/pendidikan agama, yakni bersilaturahmi, menyambungkan tali persaudaraan yang di anjurkan oleh Agama, maka adapun adanya berbagai kecelakaan diberbagai titik, maka disini harus di antisipasi oleh seluruh pihak, dimulai dari diri sendiri, dengan melakukan persiapan yang maksimal, kendaraan pribadi dalam kondisi baik, menjaga kesehatan, istirahat yang cukup, jangan sampai mengantuk bila dalam mengemudikan kendaraan pribadi, disiplin dan berhati-hati diperjalanan sehingga meminimalisir banyaknya jatuh korban. Dan bagi Pemerintah adalah mengantisipasi dengan memperbaiki media dan alat transfortasi, baik darat, udara, maupun lautan, pelebaran jalan, Perbaikan jalan tol, Bandara, Stasiun, Bus, Kereta Api dan lain sebagainya dengan melibatkan Tim independent supaya tidak terjadi Markup dan korupsi dana perbaikan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

wilujeng ngawangkong