Selasa, 11 Oktober 2011

Prof. Dr. Dadan Wildan Annas : Soekarno pun Berpahamkan Fiqh Persis

Dalam seminar bertemakan Refleksi dan Reaktualisasi Pemikiran A. Hasan yang digelar di acara Musykernas Persatuan Islam (Persis) kedua di Pesantren Persis Bangil Pasuruan Jawatimur jumat (07/10) ini, Prof. Dr. Dadan Wildan Annas, M. Hum menyatakan bahwa saking hebatnya pengaruh ajaran Persis yang dibawakan A. Hasan, ternyata Soekarno pun memiliki pemahaman fiqh yang sama.
Dadan yang juga ketua dewan Tafkir PP Persis mengungkapkan bahwa kedekatan A. Hasan dengan Soekarno terjadi ketika keduanya sama-sama bertemu di percetakan Drukerij Economy milik orang Cina di Bandung. Dari sanalah mulai terjadi diolog seputar fiqh.
Lambat laun Soekarno belajar aktif melalui buku-buku dan majalah karangan A. Hasan. Puncaknya terjadi ketika surat menyurat antara A. Hasan dan Soekarno yang waktu itu diasingkan oleh Belanda ke Endeh Flores.
Salah satu contoh suratnya adalah yang menerangkan tidak maunya Soekarno melaksanakan tahlilan ketika mertuanya meninggal.
Endeh, 14 Desember 1935
Kaum kolot di Endeh—di bawah anjuran beberapa orang Hadromaut- belum tentram juga membicarakan halnya saya tidak bikin salamatan “selamatan tahlil” buat saya punya ibu mertua yang baru wafat itu, mereka berkata, bahwa saya tidak ada kasihan dan cinta pada ibu mertu itu.
Biarlah! Mereka tak tahu menahu, bahwa saya dan saya punya isteri sedikitnya lima kali satu hari, memohonkan ampun bagi ibu mertua itu kepada Allah.
Dadan menegaskan bahwa ajaran Persis kala itu yang dibawa oleh A. Hasan melampaui jumlah anggota Persis kala itu yang jumlahnya baru ratusan. Bukunya khususnya tanya jawab A. Hasan banyak dimiliki oleh orang-orang Muhammadiyyah, al irsyad dan umat Islam lainnya.
Dadan berharap kader Persis saat ini harus mengaktualisasikan kembali cakrawala pemikiran A. Hasan sehingga bisa dijadikan rujukan oleh umat Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

wilujeng ngawangkong