Spanduk Risywah |
Politik Uang
dalam Pileg
Pileg 9 April
2014 yang lalu telah terlihat sejumlah nama yang sudah dipastikan melenggang ke
Senayan, dan dipastikan pula banyak caleg yang gagal dalam arena pileg ini,
bahkan sejumlah politisi senior-pun banyak yang gagal menempati kursi
legislatif ini, mereka bisa dikalahkan oleh artis, bahkan Dapil Jawa Barat
(Jabar) banyak mengirim artis ke senayan, mungkin mereka sering nongol di Tv,
sehingga masyarakat tahunya muka itu, bahkan untuk DPD diantaranya yang lolos
mewakili Jabar adalah Oni SOS dan Aceng Fikri, mungkin mereka sudah dibesarkan
oleh Tv, mereka mampu mengalahkan politis senior dari Golkar seperti Uu Rukmana
dan mantan Wakil Gubernur Jabar, Nu’man Abdul Hakim politisi dari PPP itu.
Kemenangan caleg-caleg ini ada yang murni, dan ada juga melalui cara-cara kotor, seperti politik uang (money politic), dengan perolehan suara dengan cara kedua ini, walhasil mereka dari awal sudah tidak punya integritas, dan tidak bisa dipercaya kalau mereka amanah dalam mengemban wakil rakyat ini, sehingga dipikirannya bagaimana mengembalikan modal yang ia keluarkan saat kampanye dengan politik risywah ini.
Pilpres yang
bikin Galau
Setelah Pileg
usai, maka giliran Pilpres 3 bulan kemudian. Dari masalah pileg dan pilpres ini
ada usulan dilaksanakan serentak, seperti yang diajukan oleh Efendi Ghazali dan Yusril Ihza Mahendra (YIM).
YIM adalah
sosok yang cerdas, ini terbukti dengan permohonan Uji
Materi (judicial review) Undang-Undang (UU) Pilpres kepada Mahkamah
Konstitusi (MK), dimana ia mengajukan Pileg dan Pilpres dijadwalkan serentak. Bisa
masuk akal bila itu dilaksanakan, yaitu diantaranya bisa menghemat anggaran
Pemilu, cost politik yang tidak terlalu mahal. Namun pengajuan tersebut
ditolak pada tahun 2014 –walaupun Ketua MK-nya besar dari Partai Bulan Bintang
(PBB), yakni Hamdan Zoelva- dan berlaku pada tahun 2019. Demikian putusan MK
yang sebelumnya juga diajukan oleh Efendi Ghazali
dkk.
Dengan
pengajuan tersebut, penulis menilai kecerdasan YIM karena ia realistis suara
PBB tidak akan bisa melesat menjadi salah satu 3 besar pemenang Pemilu, dengan
begitu Walhasil PBB tidak bisa mengajukan Capres, karena tidak mencapai 20 %
suara kursi DPR atau 25 % suara nasional, oleh sebab itu ia mengajukan Pileg
dan Pilpres disatukan waktunya, karena rakyat melihat sosok bukan partai,
terbukti 2004 dan 2009 Partai Demokrat melambung tinggi, karena ada sosok Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY). Maka disini kegalauan YIM dengan putusan tersebut,
lebih-lebih PBB saat ini tidak masuk ambang batas parlemen (parliamentary
threshold) sebesar 3,5% untuk Pemilu 2014.
Capres dan
Cawapres Amanah
Sejumlah nama
capres sudah muncul kepermukaan, seperti Joko Widodo, Prabowo Subianto, Abu
Rizal Bakrie yang diusung 3 besar pemenang Pemilu Legislatif, dan sejumlah nama
muncul dari parpol papan tengah, yang di usung untuk menjadi cawapres. Berbagai
manuver digunakan, pendekatan antar parpol pun dijajaki, dan black campaign
pun mulai menonjol, baik oleh capres tertentu ataupun media massa pendukung
capres begitu massif dalam penonjolan capres dan menyudutkan kepada capres yang
lain.
Siapapun capres
dan cawapresnya dia hendaklah orang Islam, karena ia akan memimpin negara yang
mayoritas rakyatnya umat Islam, serta yang mau menjadi fasilitator aspirasi
umat Islam. Dan yang kedua adalah ia mumpuni dalam mengelola pemerintahan untuk
mensejahterakan rakyat Indonesia, karena kalau ia tidak mempunyai kapasitas dan
kapabilitas dalam seni memimpin umat maka tunggulah kehancurannya.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ
حَدَّثَنَا هِلَالُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ
إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ
أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Sinan telah menceritakan kepada kami Fulaih bin
Sulaiman telah menceritakan kepada kami Hilal bin Ali dari 'Atho' bin yasar
dari Abu Hurairah radhilayyahu'anhu mengatakan; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja
kehancuran terjadi." Ada seorang sahabat bertanya; 'bagaimana maksud
amanat disia-siakan? ' Nabi menjawab; "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka
tunggulah kehancuran itu." (H.R.
Muslim)
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا تَسْتَعْمِلُنِي
قَالَ فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِي ثُمَّ قَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ
ضَعِيفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةُ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ
إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا
Dari Abu Dzar RA,
bahwasanya ia telah berkata, "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW,
'Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak memberikan tugas kepada saya?' Sambil
menepak pundak saya, beliau bersabda, "Hai Abu Dzar, sesungguhnya
kamu ini adalah orang yang lemah, sedangkan tugas yang kamu minta itu merupakan
sebuah amanat. Ketahuilah bahwasanya, pada hari kiamat kelak, amanat tersebut
merupakan sesuatu yang akan mendatangkan kenistaan dan penyesalan, kecuali bagi
orang yang mengembannya dengan benar serta memenuhi segala kewajiban amanat
yang telah dibebankan kepadanya." (H.R. Muslim)
Hadis tersebut
menunjukkan bahwa suatu jabatan/ urusan yang diserahkan kepada seseorang pemimpin
merupakan amanah, dan tidak sepatutnya seseorang menuntut atau mencarinya
melainkan jika dia memiliki kecakapan (kesanggupan) melaksanakannya. Lain halnya
bila ia memiliki kapasitas dan amanah, seperti Nabi Yusuf, firman Allah Swt :
berkata Yusuf: "Jadikanlah
aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai
menjaga, lagi berpengetahuan". (QS. Yusuf [12]
: 55)
Menurut Ibnu
Katsir dalam Qishashul Anbiya, bahwa hal ini merupakan dalil
dibolehkannya minta suatu jabatan bagi orang-orang yang mengetahui bahwa
dirinya adalah amanah dan mampu (dalam bidangnya), menurutnya Nabi Yusuf bisa
70 bahasa, oleh sebab itu tidak diragukan lagi bila Nabi Yusuf mampu mengemban
amanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
wilujeng ngawangkong