Sesungguhnya
Allah Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk menginfakkan hartanya dijalan Allah
(fii sabililah) dan jangan berlaku
bakhil, kikir bin pelit sebelum ajal menjemputnya. Firman Allah Ta’ala:
وَلاَ يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ
بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ
سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُواْ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلِلّهِ مِيرَاثُ
السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاللّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Sekali-kali
janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka
dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Ali-Imran: 180)
Begitulah balasan
bagi orang yang bakhil, tidak mau mengeluarkan zakat dan infaq, hartanya
akan dikalungkan pada hari kiamat, yang oleh Nabi saw disebutkan berupa ular
yang besar yang akan mematuki kedua pipinya kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
wilujeng ngawangkong