يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ
ءَامَنُوا
لَا تُقَدِّمُوا
بَيْنَ
يَدَيِ
اللَّهِ
وَرَسُولِهِ
وَاتَّقُوا
اللَّهَ
إِنَّ
اللَّهَ سَمِيعٌ
عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. {Q.s. Al-Hujurat : 1}
Dalam ayat tersebut Allah Swt berfirman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya, yakni jangan berfatwa mendahului Al-Qur'an dan As-Sunnah. Ijtihad berlaku setelah tidak ditemukan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Hadits yang diterima oleh Mu'adz radiyyallahu 'anhu, Nabi Saw bertanya kepadanya ketika beliau mengutusnya ke Yaman : "Dengan apa kamu mengambil Hukum?" Mu'adz menjawab: "Dengan kitab Allah Ta'ala (Al-Qur'an). Beliau Saw bertanya lagi: "Apabila kamu tidak mendapatkan (dalam Al-Qur'an)?" ia menjawab: "Dengan Sunnah Rasulullah Saw". Beliau Saw bertanya lagi : "apabila tidak mendapatkan (dalam As-Sunnah)?" ia menjawab : "Aku akan berijtihad dengan pikiranku." Maka beliau menepuk dadanya dan bersabda: Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq utusan yang diridoi oleh Rasulullah Saw {H.r. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibn Majah}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
wilujeng ngawangkong