Kamis, 09 Juli 2009

Secuil Harapan Rakyat Terhadap Presiden RI Terpilih 2009-2014


Hingar bingar pemilu 2009-2014 kini masih terasa, dimulai dari kampanye sampai terpilihnya Wakil Rakyat dan Presiden-Wapres. Mengapa masih terasa? bukankah Wakil Rakyat dan Presiden-Wapres sudah terpilih (SBY-Boediono)!? (walaupun sejumlah kemelut dan permasalahan belum terselesaikan, seperti: DPT). Memang sekarang sudah terlihat "pemenangnya", bahkan untuk pelantikan Wakil Rakyat ini menelan biaya yang tidak sedikit (11 M), namun sekarang para elit parpol (khususnya parpol pendukung SBY-Boediono), mereka merasa "was-was" jangan-jangan kandidat terbaik mereka (yang di ajukan kepada SBY) untuk menempati "jatah" kursi Menteri tak terakomodasi, seiring dengan "isu" yang merebak, bahwa posisi kabinet akan terbagi dengan kaum profesional dan bahkan parpol pesaing dalam pilpres akan merapat ke kabinet SBY (sehingga pada akhirnya, setiap kebijakan Pemerintahan sekarang akan berjalan mulus, karena hampir semua parpol pesaing tersebut-PDIP, P.Golkar, Gerindra dll- gak akan menjadi oposisi


Banyak opini masyarakat, dengan realita tersebut, akan "mengubur" demokrasi yang masih belia ini, DPR hanya akan menjadi setempel Eksekutif. Namun apapun opini yang berkembang tersebut, ada sebuah renungan bagi Presiden terpilih:

Allah Swt berfirman, dalam al-Qur'an an-Nisa: 58

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan ( menyuruh kqmu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Seungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'aatilah Rasul-, (Nya), dan Ulil amri diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya) jika benar-benar beriman kepada Allah dan Hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (Q.s. An-Nisa [4]:58-59)


Dalam buku Siyasyah Syar'iyah (Etika Politik Islam) Ibnu Taimiyyah mengungkapkan, bahwa Ayat pertama (4:58) ditujukan untuk para pemimpin pemerintahan/waliyyul- amri (Presiden-pen), agar mereka menyampaikan amanat kepada ahlinya; mengangkat pejabat-pejabat publik yang mampu mengembannya. Rasululah Saw bersabda: "Apabila amanat itu di sia-siakan, maka tunggulah datangya kiamat. Dikatakan kepada beliau, wahai Rasulullah, apakah maksud menyia-nyiakan amanat itu?" Rasulullah Saw bersabda,'Apabila perkara itu di serahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah datangnya kiamat!." (hadis diterima dari Abu Hurairah, r.a- diriwayatkan oleh Bukhari).


Dan Allah Swt juga menyuruh kepada pemimpin pemerintah untuk menetapkan hukum di antara manusia secara adil. Dalam penegakkan hukum seyogyanya pemerintah harus adil, tidak boleh tebang pilih, karena kehancuran suatu bangsa adalah tidak adilnya dalam penegakkan hukum; yakni ketika orang lemah bersalah ia hukum, tapi ketika orang yang "kuat"; kerabat; orang kaya, lepas dari jeratan hukum, seperti halnya Bani Israil, nabi Muhammad bersabda: jika Fatimah, putriku mencuri, akan ku potong tangannya. Oleh sebab itu budaya KKN (Korupsi Kolusi dan Nepotisme) harus di kikis habis.


"Makhluk yang paling di cintai Allah adalah Imam yang adil, dan yang paling dibenci oleh Allah adalah pemimpin yang zhalim"


Sedangkan ayat 59 nya, ditujukan untuk rakyat- apakah ia seorang menteri, Deputi, Gubernur, tentara, polisi, hakim, atau rakyat kecil-, agar mereka ta'aat kepada ulil-amri (Presiden-pen) yang menjadi pemimpin mereka. Kewajiban untuk ta'at kepada ulil- amri (Presiden-pen) tersebut tidak berlaku bila mereka memerintahkan rakyatnya berbuat maksiat kepada Allah Swt. Oleh karena itu,"tidak ada keta'atan kepada makhluk dalam perbuatan maksiat kepada pencipta (khaliq).

Dari Abdullah r.a Nabi saw, beliau bersabda:"Seorang Muslim perlu mendengarkan dan mematuhi perintah, yang disukainya dan yang tidak disukainya, selama tidak disuruh mengerjakan maksiat (kejahatan), tetapi apabila dia disuruh mengerjakan kejahatan, tidak boleh di dengar dan tidak boleh dipatuhi." (Bukhori)


Satu pesan lagi buat Presiden terpilih dari nabi Muhammad Saw: "Tiada seorang manusiapun yang diserahkan Allah tugas memimpin rakyat yang meninggal dunia pada hari kematiannya, padahal dia seorang penipu rakyat melainkan Allah mengharamkan surga baginya (Bukhori dan Muslim dari Ma'qal Ibnu Yassar)

Maka harapan rakyat kecil tidak terlalu banyak, yang terpenting bagi mereka adalah, harga sembako murah, lapangan pekerjaan mudah, harga BBM turun, Pendidikan Tinggi terjangkau, penerapan hukum tanpa pandang bulu, dan prioritas yang paling utama tentu saja adalah demi kepentingan (maslahat) kaum Muslimin secara umum (apalagi di Indonesia mayoritas Muslim) adalah tegaknya syari'at Islam dimuka bumi Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

wilujeng ngawangkong