
Hingar bingar pemilu 2009-2014 kini masih terasa, dimulai dari kampanye sampai terpilihnya Wakil Rakyat dan Presiden-Wapres. Mengapa masih terasa? bukankah Wakil Rakyat dan Presiden-Wapres sudah terpilih (SBY-Boediono)!? (walaupun sejumlah kemelut dan permasalahan belum terselesaikan, seperti: DPT). Memang sekarang sudah terlihat "pemenangnya", bahkan untuk pelantikan Wakil Rakyat ini menelan biaya yang tidak sedikit (11 M), namun sekarang para elit parpol (khususnya parpol pendukung SBY-Boediono), mereka merasa "was-was" jangan-jangan kandidat terbaik mereka (yang di ajukan kepada SBY) untuk menempati "jatah" kursi Menteri tak terakomodasi, seiring dengan "isu" yang merebak, bahwa posisi kabinet akan terbagi dengan kaum profesional dan bahkan parpol pesaing dalam pilpres akan merapat ke kabinet SBY (sehingga pada akhirnya, setiap kebijakan Pemerintahan sekarang akan berjalan mulus, karena hampir semua parpol pesaing tersebut-PDIP, P.Golkar, Gerindra dll- gak akan menjadi oposisi
Banyak opini masyarakat, dengan realita tersebut, akan "mengubur" demokrasi yang masih belia ini, DPR hanya akan menjadi setempel Eksekutif. Namun apapun opini yang berkembang tersebut, ada sebuah renungan bagi Presiden terpilih:
Allah Swt berfirman, dalam al-Qur'an an-Nisa: 58
Dan Allah Swt juga menyuruh kepada pemimpin pemerintah untuk menetapkan hukum di antara manusia secara adil.
"Makhluk yang paling di cintai Allah adalah Imam yang adil, dan yang paling dibenci oleh Allah adalah pemimpin yang zhalim"
Sedangkan ayat 59 nya, ditujukan untuk rakyat- apakah ia seorang menteri, Deputi, Gubernur, tentara, polisi, hakim, atau rakyat kecil-, agar mereka ta'aat kepada ulil-amri (Presiden-pen) yang menjadi pemimpin mereka. Kewajiban untuk ta'at kepada ulil- amri (Presiden-pen) tersebut tidak berlaku bila mereka memerintahkan rakyatnya berbuat maksiat kepada Allah Swt. Oleh karena itu,"tidak ada keta'atan kepada makhluk dalam perbuatan maksiat kepada pencipta (khaliq).
Dari Abdullah r.a Nabi saw, beliau bersabda:"Seorang Muslim perlu mendengarkan dan mematuhi perintah, yang disukainya dan yang tidak disukainya, selama tidak disuruh mengerjakan maksiat (kejahatan), tetapi apabila dia disuruh mengerjakan kejahatan, tidak boleh di dengar dan tidak boleh dipatuhi." (Bukhori)
Satu pesan lagi buat Presiden terpilih dari nabi Muhammad Saw: "Tiada seorang manusiapun yang diserahkan Allah tugas memimpin rakyat yang meninggal dunia pada hari kematiannya, padahal dia seorang penipu rakyat melainkan Allah mengharamkan surga baginya (Bukhori dan Muslim dari Ma'qal Ibnu Yassar)
Maka harapan rakyat kecil tidak terlalu banyak, yang terpenting bagi mereka adalah, harga sembako murah, lapangan pekerjaan mudah, harga BBM turun, Pendidikan Tinggi terjangkau, penerapan hukum tanpa pandang bulu, dan prioritas yang paling utama tentu saja adalah demi kepentingan (maslahat) kaum Muslimin secara umum (apalagi di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
wilujeng ngawangkong